Setiap pebisnis tentu sudah melakukan berbagai pemasaran (strategi marketing) untuk menarik perhatian konsumen. Sayangnya, banyak tantangan demografis konsumen yang menghambat perjalanan mereka. Itulah mengapa saat ini Anda perlu menerapkan strategi pemasaran sesuai generasi.
Tentu tidak heran jika perbedaan zaman lahir menyebabkan perbedaan pola berpikir dan cara berperilaku Anda. Lantas, bagaimana cara merencanakan strategi pemasaran yang paling efektif? Baca pembahasan artikel ini sampai akhir!
Generational marketing adalah strategi pemasaran yang fokus pada penargetan dan segmentasi pasar berdasarkan tingkatan generasi (tahun lahir) calon konsumen. Singkatnya, generational marketing merupakan strategi pemasaran sesuai generasi target pasarnya.
Kemungkinan besar Anda lebih sering mendengar segmentasi pasar berdasarkan nama, umur, jenis kelamin, di mana calon konsumen tinggal, atau minat serta kebiasaan berbelanja mereka. Hal ini ternyata tidak jauh berbeda dengan generational marketing.
Strategi pemasaran ini fokus pada segmen usia. Hubungan antara keyakinan, preferensi, dan pengalaman tiap-tiap generasi bisa mempengaruhi cara berpikir dan bertindak. Sementara itu, faktor budaya, sosial politik, dan perekonomian turut menjadi pendorong keputusan terbesar mereka.
Tingkatan dan Karakteristik Generasi
Sebenarnya, ada enam generasi secara umum: silent traditionalists, baby boomers, generasi X (Gen X), generasi Y (Milenial), generasi Z (Gen Z), dan Generasi Alpha.
Namun, sebaiknya Anda fokus pada generasi baby boomers, gen X, milenial, dan gen Z saja karena mereka masih produktif dan mempunyai daya beli yang kuat. Berikut adalah penjelasan karakteristik masing-masing generasi dan pemasaran yang dapat Anda terapkan:
Generasi yang menjadi penanda awal bangun dan bangkitnya era radio dan TV ini merupakan kelompok yang masih menggunakan voicemails. Walaupun anak-cucu telah mengajarkan cara menggunakan teknologi terkini, generasi boomers hanya mampu mengoperasikannya secara perlahan. Bahkan, sebagian enggan mencoba.
Mereka yang berhasil menggunakan jejaring sosial seperti WhatsApp dan Facebook, hanya menggunakan platform tersebut sebagai perantara menjalin hubungan yang telah lama terhenti dengan rekan atau sanak saudara mereka.
Mengingat usia dan waktu mereka di dunia kerja, boomers memiliki daya beli dan pendapatan yang paling besar. Seringkali, para baby boomers tergiur penawaran menarik tapi tetap setia pada merek yang sering mereka beli.
Nah, untuk strategi pemasaran yang sesuai dengan generasi baby boomers adalah iklan tradisional, seperti media cetak, radio, TV, program loyalitas pelanggan di dalam toko, dan interaksi langsung. Serta, konten sederhana di media sosial harian yang mudah mereka pahami, seperti WhatsApp dan Facebook.
Generasi X sering menghabiskan uang mereka untuk makanan, pakaian, rumah, dan hiburan. Meskipun Anda jarang menjumpai mereka dance di TikTok, mereka tergolong aktif di media sosial.
Generasi ini berhadapan dengan kehidupan berumah tangga dan puncak karir mereka, sehingga mereka paling loyal dalam urusan kepentingan sosial. Meski gen X tumbuh tanpa adanya online shop, tapi mereka masih bisa menerima tawaran belanja online dengan baik.
Berbicara mengenai strategi pemasaran yang pas, email marketing, artikel dengan SEO tinggi, dan social media marketing adalah cara terbaik untuk mereka. Email telah menjadi bagian dari kehidupan berbisnis mereka, begitupun dengan artikel dan social media yang sejalan dengan fungsi internet bagi mereka.
Selain itu, Anda dapat memunculkan idola dan musik dari masa kecil mereka karena gen X memberikan respons positif terhadap nostalgia. Terlebih pada program loyalitas yang mengunggulkan layanan masyarakat dan lingkungan. Misalnya, program bawa tas sendiri sama dengan mengikuti gerakan peduli lingkungan.
Generasi Milenial perlahan-lahan mengambil alih dunia tenaga kerja. Kebanyakan dari mereka secara finansial masih belum stabil, tapi mampu berkontribusi dalam perkembangan zaman.
Mereka masuk ke dalam generasi yang mencetuskan, menguji, dan menggunakan teknologi mereka sendiri. Jadi, teknologi telah menjadi bagian dari hidup mereka. Misalnya, teknologi Virtual Reality (VR) untuk mengembangkan bisnis properti dan game.
Karena generasi Milenial hidup dengan teknologi modern, mereka lebih mementingkan keautentikan dan tujuan merek di atas segalanya. Dengan begitu, strategi pemasaran yang sesuai dengan generasi ini adalah multichannel, konten dari user lain, influencer marketing, social media marketing, dan content marketing.
Tak dapat dipungkiri, Gen Z sangat berdampingan dengan teknologi. Mereka adalah golongan paling impulsif dalam hal pembelian, tapi belum aktif menghasilkan penghasilan mereka sendiri.
Karena masa media cetak, radio, dan TV sudah lewat bagi mereka. Maka, Anda harus banyak berinvestasi pada pemasaran influencer karena cara ini paling efektif menyampaikan pesan dan menarik perhatian mereka.
Anda perlu mengingat bahwa daya beli mereka masih bergantung pada orang tua atau siapapun wali mereka. Jadi, Anda perlu mempertimbangkan aspek-aspek lain sebagai pendukung strategi Anda.
Penting untuk Anda pahami bahwa setiap generasi berinteraksi dan berkomunikasi dengan merek melalui cara yang berbeda-beda. Untuk itu, memahami demografi usia (era kapan mereka terlahir) termasuk sebagai upaya menghasilkan konten (pemasaran) yang sesuai.
Bagi sebagian besar perusahaan, akan sangat menguntungkan apabila satu upaya dapat menarik banyak generasi. Seharusnya, Anda sudah siap menganalisis preferensi setiap generasi yang ingin Anda libatkan agar memperoleh wawasan yang luas dan strategi pemasaran sesuai generasi yang sukses.
Salah satu strategi pemasaran yang bisa Anda coba adalah dengan menerapkan teknologi VR. Namun sebelum itu, cari tahu dulu peran teknologi VR dalam pemasaran properti maupun bidang bisnis lainnya. Dengan begitu, Anda dapat membuka kemungkinan pemasaran yang menarik sekaligus akurat.
Tertarik mencoba VR untuk mengembangkan bisnis Anda? Hubungi jasa virtual tour di Pointbox Indonesia sekarang!