Virtual Reality atau yang sering disingkat menjadi VR adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk merasakan pengalaman secara virtual melalui headset dan kontroler khusus.
Teknologi ini sudah mulai menjadi umum di mata masyarakat modern, termasuk di Indonesia. Meskipun demikian, masih banyak orang yang belum tahu sejarah virtual reality itu sendiri. Ingin tahu seperti apa asal usulnya? Mari simak artikel berikut ini!
Pengertian VR yang paling sederhana ialah sebuah perangkat teknologi yang dapat menampilkan gambar digital dalam bentuk 3 dimensi. Sementara itu, definisinya yang lebih mendalam adalah
teknologi yang bisa menciptakan dunia maya di mana Anda bisa berinteraksi dengannya seolah-olah ada di dunia nyata.
Cara kerja realitas virtual melibatkan penciptaan desain grafis 3 dimensi melalui bantuan komputer. Desain grafis 3 dimensi tersebut bisa berupa ruangan dalam rumah, kelas, atau bahkan ruang rapat. Nantinya, desain itu akan diprogram ke dalam sistem VR supaya si pengguna bisa berinteraksi di dalamnya.
Biasanya orang-orang yang baru pertama kali menggunakan teknologi ini akan merasa penasaran akan sejarah virtual reality. Mereka ingin tahu siapa yang pertama kali membuat perangkat gawai VR ini, pada tahun berapa, dan tujuan pembuatan teknologi ini.
Oleh karena itu, bagian-bagian di bawah ini akan menjelaskan tumbuh kembangnya gawai VR dari masa ke masa. Tidak hanya itu, perkembangan teknologi virtual reality di negeri Indonesia dan sektor-sektor yang menerapkannya juga dapat Anda ketahui di sini.
Setiap jenis teknologi modern pasti memiliki sejarah tentang awal mula penemuannya. Dahulunya teknologi ini berasal dari negara Amerika Serikat. Salah satu pelopor utama dalam bidang realitas virtual adalah ilmuwan bernama Morton Heilig.
Ilmuwan peralatan panggung teater ini berhasil menciptakan sebuah perangkat elektronik yang bernama Sensorama pada tahun 1956. Alat ini kabarnya dapat membuat penonton menyaksikan film-film pendek sambil memberi sensasi seakan mereka berada dalam film itu.
Sejarah virtual reality pun berlanjut ke tahun 1968, ketika Profesor Ivan Sutherland dari Universitas Harvard Amerika meneruskan hasil karya Heiling. Bersama beberapa muridnya, Sutherland memberi nama helm tersebut dengan “The Sword of Damocles” yang dapat terhubung langsung ke perangkat komputer.
Kendati demikian, teknologi itu belum diberikan nama sebagai virtual reality, sampai masuk tahun 1980an. Pada tahun 1985, seorang ilmuwan bernama Jaron Lanier menciptakan sebuah perangkat yang bisa membuat penggunanya berinteraksi secara langsung dengan benda-benda maya.
Kemudian perkembangannya berlanjut lagi hingga tahun 1990, ketika Eric Gullichsen mendirikan perusahaan Sense8 Corporation untuk memproduksi alat-alat VR. Melalui hasil karyanya, yaitu WorldToolKit, teknologi realitas virtual mulai banyak dipakai dalam bidang industri, ilmiah, dan akademik.
Akhirnya, sejak tahun 1995 ada macam-macam raksasa teknologi dunia mulai ikut berkiprah dalam bidang VR hingga sekarang. Mulai dari perusahaan Nintendo, Google, Samsung, NASA, bahkan Angkatan Udara militer Amerika Serikat melalui Armstrong Labs.
Setelah Anda membaca bagian sebelumnya, Anda mungkin punya satu pertanyaan penting. Kapan teknologi VR masuk ke negeri Indonesia dan bagaimana masyarakat kita memandang gawai baru ini? Singkat cerita, realitas virtual mulai merambah pasar Indonesia semenjak tahun 2016 hingga 2018.
Pada tahun 2016, sejumlah ilmuwan dan perusahaan teknologi dari Indonesia dan luar negeri bekerja sama untuk mengenalkan masyarakat kita terhadap VR.
Saat itu, perangkat headset dan layar realitas virtual yang mereka kenalkan masih tampak besar dan kurang efisien. Begitu kalender beranjak masuk ke tahun 2017 dan 2018, sejarah virtual reality di Indonesia terus berlanjut ke ranah komersial. Bentuk dan ukuran dari perangkat VR perlahan mulai menjadi ramping, hemat energi, dan mudah digunakan.
Saat itu, ada ribuan warga Indonesia yang tertarik untuk mencoba belajar dan bermain melalui VR. Ada pula beberapa perusahaan besar yang sanggup bekerja melalui virtual reality. Hanya saja, sifat pekerjaannya masih sebatas percobaan awal.
Mulai dari tahun 2019 dan seterusnya, ada beberapa perusahaan teknologi realitas virtual yang berdiri di Indonesia. Tujuannya agar masyarakat Indonesia semakin banyak yang tahu dan mau menggunakan VR. Contoh perusahaan itu adalah Oculus, TeslaSuit, SmartEye, HP, dan VRngineers.
Pertumbuhan pasar teknologi di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi apakah teknologi VR juga sama-sama tumbuh pesat? Jawabannya adalah ya, kendati teknologi ini belum benar- benar tersebar secara luas di kalangan masyarakat umum karena harganya cukup mahal.
Dari sejarah virtual reality yang paling awal di tahun 1980an hingga tahun 2020an, kini VR seakan tak pernah berhenti tumbuh. Negara Indonesia yang bukan negara yang pencipta teknologi dunia pun sudah lebih mengenal dunia realitas virtual dan siap mengaplikasikannya dalam dunia usaha.
Rata-rata pengguna VR di Indonesia memang masih berfokus kepada sektor hiburan, seperti film dan video game. Meskipun begitu, ada pula yang menerapkan VR dalam pendidikan dan sains.
Seiring berjalannya waktu, hingga tahun 2023 ini, bisnis yang memakai realitas virtual telah menjangkau sektor usaha lainnya. Contohnya, yaitu bidang marketing, telekomunikasi, properti, karya seni, dan kesehatan.
Itulah pembahasan seputar sejarah virtual reality dan perkembangan teknologi ini di Indonesia. Apakah Anda juga mau mencoba mengembangkan bisnis dalam format 3 dimensi dengan bantuan VR? Anda bisa menggunakan jasa virtual reality tour dari Point Box Indonesia.
Point Box Indonesia salah satu pelopor teknologi VR di Indonesia yang punya harga jasa virtual tour yang terjangkau. Melalui layanan ini Anda bisa memvisualisasikan layanan dan aset perusahaan dengan mudah secara online. Hubungi kontak Point Box untuk mendapatkan informasi selengkapnya.