Manfaat Mixed Reality (MR) untuk otomotif sudah dibuktikan di banyak perusahaan berskala internasional. Beberapa nama besar seperti BMW, Mercedes Benz, Volkswagen, dan Hyundai telah cukup lama menggunakan Augmented Reality (AR) sebagai penunjang bisnis.
Menurut laporan dari Fortune Business Insights, pasar AR diyakini akan menembus angka 14,44 miliar USD pada tahun 2028. Nilai yang fantastis ini menunjukkan bahwa MR memang memberi banyak manfaat bagi pelaku bisnis otomotif. Lantas, manfaat apa saja yang bisa kita lihat dari penerapan MR di dunia otomotif?
Sekarang ini, Mixed Reality mungkin hanya berperan sebagai nilai plus untuk meningkatkan prestise. Akan tetapi, dalam beberapa tahun mendatang, MR akan menjadi komponen vital di industri otomotif. Faktanya, MR berhasil memberi manfaat besar untuk internal perusahaan maupun konsumen, di antaranya:
Manfaat Mixed Reality untuk otomotif yang pertama adalah dalam hal pembuatan desain mobil. Sebelum era Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR), produsen mobil harus membuat gambar desain secara manual. Setelah itu, produsen membuat prototipe fisik berdasarkan desain tersebut.
Prototipe ini kemudian menjalani tahap uji coba dengan berbagai skenario. Produsen mungkin perlu berulang-kali mengubah desain dan membuat prototipe sampai layak produksi. Mekanisme ini pastinya memerlukan banyak waktu dan biaya, karena semuanya masih mengandalkan model fisik.
Sedangkan dengan Mixed Reality, produsen bisa membuat desain sekaligus prototipe dalam format digital. Walaupun hanya berupa virtual, prototipe ini memiliki tingkat kemiripan nyaris sempurna dengan wujud fisiknya. Lebih jauh, Mixed Reality juga memungkinkan produsen untuk melakukan virtualisasi lingkungan.
Jadi, produsen bisa melakukan uji coba prototipe di berbagai skenario suhu, tekanan, benturan, dan lain sebagainya. Semuanya terjadi di ranah virtual, sehingga lebih cepat dan hemat biaya. Risiko kesalahan pun jauh lebih kecil, karena seluruh prosesnya mengandalkan komputasi tingkat tinggi.
Perakitan mobil adalah proses yang memerlukan konsentrasi dan perhatian tinggi terhadap detail. Kesalahan sekecil apa pun bisa berakibat fatal, mulai dari kerusakan komponen, kegagalan produksi, hingga kecelakaan kerja. Bahkan operator senior pun harus berulang-kali membaca buku manual selama proses merakit.
Agar dapat mengatasi masalah ini, produsen otomotif mulai menggunakan bantuan Mixed Reality sebagai asisten operator. Bersenjatakan kacamata pintar, operator bisa melihat panduan dalam format gambar, panduan, bahkan video. Apabila ingin menjalankan suatu fungsi, operator bisa menggunakan instruksi suara.
Operator tidak perlu lagi mengalihkan perhatian antara kerangka mobil dengan buku manual. Seluruh instruksi sudah terpampang di depan mata dan bisa diakses dengan mudah. Pekerjaan operator pun tidak terganggu, sehingga lebih efektif dan efisien. Ini adalah wujud lain dari keuntungan Mixed Reality untuk otomotif.
Proses reparasi mobil tidak kalah pentingnya dengan perakitan. Keduanya sama-sama membutuhkan konsentrasi dan atensi tinggi terhadap detail terkecil sekali pun. Dalam kasus ini, teknisi pun memerlukan dukungan Mixed Reality sama seperti operator perakitan.
Lewat Mixed Reality, produsen bisa menanamkan aplikasi panduan reparasi ke smartphone, tablet, atau kacamata pintar. Teknisi kemudian menggunakan aplikasi tersebut untuk mendapatkan petunjuk reparasi sebagai ganti buku manual. Panduan tersebut berwujud virtualisasi 3D, sehingga lebih rinci dan mudah dimengerti.
Teknologi ini menunjukkan bahwa manfaat Mixed Reality untuk otomotif tidak hanya terbatas di area produksi, tapi juga di bagian reparasi. Lebih lanjut, produsen bisa memberikan fitur tambahan berupa komunikasi dua arah antara teknisi dengan dukungan teknis secara remote.
Fitur ini memungkinkan teknisi untuk berkonsultasi ke bagian teknis yang lebih tinggi. Kedua pihak bisa mengakses Mixed Reality secara bersamaan seperti model kolaborasi remote yang kita pakai sekarang. Jadi, teknisi bisa mendapat panduan real-time untuk menangani kasus teknis yang kompleks.
Sejauh ini, kebiasaan konsumen ketika akan membeli mobil adalah mencari gambar modelnya terlebih dahulu. Kemudian, konsumen mendatangi dealer terdekat untuk membaca detail spesifikasi dan melakukan test drive. Walaupun cara ini bekerja dengan baik, nyatanya ada cara lain yang lebih memanjakan konsumen.
Manfaat MR untuk otomotif juga dapat dirasakan konsumen dengan adanya showroom virtual. Kini, konsumen bisa memilih model, melakukan kustomisasi, hingga mengintip seluruh bagian mobil secara online. Tidak hanya sebatas tampilan luar, konsumen bahkan bisa meneliti setiap detail mekanik.
Teknologi ini membuat konsumen tidak perlu lagi mendatangi dealer hanya untuk melihat-lihat. Showroom virtual juga bisa menawarkan fitur lain seperti estimasi harga, panduan reparasi mandiri, hingga test drive online dengan perangkat pintar. Manfaat yang satu ini bisa digunakan oleh semua pelaku jual-beli mobil.
Empat poin yang kita bahas di atas bukan lagi sebatas wacana. Sampai saat ini, sudah banyak produsen mobil besar yang sudah merasakan manfaat Mixed Reality untuk otomotif. Beberapa bukti nyata penerapan MR di industri otomotif adalah:
BMW adalah salah satu produsen mobil mewah dunia yang sudah merasakan manfaat MR untuk otomotif. Perusahaan yang berumur lebih dari seabad ini meluncurkan BMW Virtual Viewer pada bulan April 2021. Fungsi aplikasi ini adalah untuk memudahkan konsumen dalam mengeksplorasi mobil listrik BMW.
Plug-in Hybrid Electric Vehicles (PHEVs) keluaran BMW kini bisa ‘dicicipi’ secara virtual di Inggris Raya. Melalui BMW Virtual Viewer, konsumen bisa melihat, memodifikasi, mempelajari, dan mengeksplorasi mobil buatan BMW secara online. Aplikasi ini bahkan bisa diakses lewat browser tanpa perlu menginstal apa pun.
Manfaat Mixed Reality untuk otomotif juga sudah dibuktikan oleh Porsche. Produsen mobil asal Jerman ini meluncurkan aplikasi bernama Tech Live Look pada bulan Juli 2017. Aplikasi ini bertujuan untuk membantu teknisi dalam melakukan reparasi mobil Porsche.
Selama proses reparasi, terkadang teknisi mengalami kesulitan yang tidak bisa mereka selesaikan sendiri. Pada kasus ini, perusahaan biasanya perlu mengirim mobil ke unit reparasi lain atau mengirim teknisi senior ke lokasi tersebut. Proses ini tentu saja memakan lebih banyak waktu dan biaya serta merugikan konsumen.
Namun, sejak adanya Tech Live Look, teknisi di unit reparasi bisa berkonsultasi dengan bagian dukungan teknis secara online. Teknisi akan mengenakan kacamata pintar untuk melihat model mobil secara virtual. Di sisi lain, staf dukungan teknis memberikan instruksi secara rinci dengan menerapkannya pada model virtual.
Cara ini jauh lebih efisien daripada harus mengirim mobil atau orang ke lokasi tertentu. Sejak menggunakan Tech Live Look, Porsche mengakui bahwa proses reparasi bisa selesai 40% lebih cepat dari sebelumnya.
Dapat kita simpulkan, Mixed Reality memang sangat menguntungkan. Khususnya di industri otomotif yang identik dengan inovasi dan teknologi terbaru. Anda tidak perlu takut, karena harga jasa virtual tour berteknologi MR relatif terjangkau. Buktikan manfaat Mixed Reality untuk otomotif ke bisnis Anda sekarang!