Pandemi COVID-19 telah banyak membuat perubahan dalam setiap aspek kehidupan. Tak terkecuali pada industri musik yang berinovasi dengan mengadakan konser virtual.
Platform digital menjadi medium untuk musisi agar tetap berkreasi. Baik sebagai wadah untuk memproduksi lagu baru maupun untuk melakukan pertunjukan musik. Lantas seperti apa sih keseruannya? Simak ulasan selengkapnya!
Bagi kebanyakan orang, pertunjukan musik merupakan hal yang paling mereka rindukan. Bersorak-sorai sambil berkerumun demi menyaksikan penyanyi atau band favoritnya tampil di atas panggung.
Namun, pandemi COVID-19 mengubah segalanya yang membuat semua aktivitas berkerumun dibatasi. Bahkan, muncul istilah ‘social distancing’ yang bertujuan menghindari kontak langsung untuk mencegah penyebaran virus.
Kebijakan tersebut mendorong pelaku industri musik untuk menjadi semakin kreatif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Alhasil, jika Anda tidak dapat menonton pertunjukan musik secara langsung, konser virtual bisa menjadi alternatif jawabannya.
Terlebih, gelaran yang satu ini menjadi tren tersendiri yang kini banyak diminati oleh sebagian penggemar lantaran tidak harus pergi ke lokasi fisik konser alias tanpa keluar rumah.
Sesuai namanya, konser virtual adalah gelaran acara musik yang dilakukan dengan perantara daring.
Konsepnya sederhana, performer akan tampil di depan beberapa kamera sambil disiarkan secara langsung ke platform yang dapat diakses dari gawai penggemar. Biasanya situs streaming semacam YouTube, Facebook Live, serta layanan khusus musik seperti Song Kick kerap digunakan sebagai platformnya.
Dalam beberapa kasus, penyelenggara acara bahkan memanfaatkan metaverse atau dunia virtual yang menawarkan pengalaman baru dalam menyaksikan konser musik.
Semua elemen pertunjukan dibuat semirip mungkin dengan kehidupan nyata yang representasinya dalam wujud avatar. Jadi, musisi yang tampil akan membuat avatar dan berinteraksi dengan penonton lain dalam realitas virtual yang disinkronkan dengan musik yang telah direkam sebelumnya.
Sebagai tambahan, sering kali kita sulit membedakan antara konser virtual dengan siaran langsung atau live streaming.
Meskipun keduanya adalah konser digital, tetapi konser virtual berada dalam metaverse yang menggunakan teknologi blockchain. Sementara live streaming adalah tayangan video langsung dari pertunjukan online.
Meski populer ketika masa pandemi, nyatanya gelaran ini sejatinya telah eksis sejak lama.
Perusahaan musik Korea Selatan, SM Entertainment, pertama kali bereksperimen dengan pertunjukan holografik untuk boyband H.O.T pada 1998 silam. Dengan jadwal yang semakin padat, tur virtual ini memungkinkan band untuk tampil lebih efektif ketimbang harus hadir secara fisik.
Sayangnya, tur tersebut gagal dan butuh satu dekade lagi sebelum tur virtual benar-benar dimulai di Korea Selatan. Selain itu, pelantun lagu ‘Gangnam Style’, Psy, juga pernah memulai tur virtual pada 2013, tampil secara elektronik di lebih dari 20 tempat.
Contoh lain di Inggris, mantan vokalis Blur, Damon Albarn, meluncurkan band barunya, Gorillaz, yang terbentuk di tahun yang sama dengan tur virtual boyband H.O.T.
Anggota Gorillaz adalah avatar virtual dari musisi fiksi yang beranggotakan Murdoc Niccals, 2-D, Noodle, dan Russel Hobbs. Meskipun Albarn dan musisi sungguhan lainnya hadir dalam konser, pertunjukan dan video musik telah mewakili band ini, seolah-olah para anggota virtual yang memegang kendali.
Euforia menonton pertunjukan musik online memang tidaklah sama dengan ketika Anda datang secara langsung. Namun, ternyata ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan, yaitu:
Dengan bermodalkan koneksi internet yang cepat dan stabil, penonton konser dapat mengakses dari mana saja tanpa harus mengkhawatirkan keterbatasan fisik pada pertunjukan langsung.
Karena mudahnya akses internet sehingga dapat menjangkau penonton secara luas. Jika pada konser fisik pertunjukan hanya terbatas pada satutempat saja, maka konser virtual dapat menjangkau penonton global pada waktu yang sama.
Dari sisi pemasaran, format konser semacam ini tentu sangat menguntungkan lantaran jangkauan penonton yang luas sehingga berpeluang menjaring pelanggan potensial untuk memakai produk atau layanan suatu merek bisnis.
Sebelum pandemi COVID-19, Anda mungkin tidak akan pernah membayangkan akan melihat musisi papan atas mengadakan pertunjukan virtual. Namun, melihat musisi favorit Anda bertransformasi menjadi human virtual tentu memiliki daya tarik tersendiri. Beberapa konser tersebut di antaranya sebagai berikut:
Pada 18 November 2021, Justin Bieber menampilkan pertunjukan pertamanya sebagai avatar di dunia virtualnya sendiri. Pertunjukan ini merupakan kolaborasi antara Justin Bieber dan Wave, yang dapat disaksikan secara langsung di waverCam.
Lebih dari 12 juta penonton bergabung dalam konser penyanyi rap, Travis Scott, di Fortnite, salah satu game online terkemuka besutan Epic Games.
Selama konser berlangsung, sebuah asteroid menabrak bumi, dengan Scott yang berukuran raksasa muncul dari ledakan dan membawakan lagu berjudul ‘Sicko Mode’, single-nya yang memuncaki tangga lagu bersama Drake.
Pertunjukan tersebut juga menampilkan segmen bawah air dan luar angkasa, yang digabungkan untuk pengalaman visual yang memukau serta menayangkan "The Scotts," lagu barunya dengan Kid Cudi tak lama setelah konser berakhir.
Selain Travis Scott, Epic Games juga mengundang bintang pop Amerika Serikat, Ariana Grande, untuk tampil di Fortnite, dan konser virtualnya berlangsung selama beberapa hari.
Tema dan pesan keseluruhan dari konsernya selaras dengan Season 7, yang diberi judul ‘Moment of Togetherness’.
TikTok merupakan salah satu platform berbagi video yang melakukan lompatan besar dengan mengadakan konser virtual selama pandemi.
The Weeknd menjadi musisi yang tampil dalam versi animasi dan membawakan lagu hitsnya yang berjudul ‘Blinded By the Lights’ yang mana para penari latar virtual menampilkan tarian TikTok yang terkenal untuk lagu tersebut.
Segala elemen performer, mulai dari kacamata hitam yang bersinar hingga latar belakang lampu neon mampu memberi kesan pengalaman menonton konser secara virtual.
Pada intinya konser virtual menawarkan pengalaman lain bagi penggemar dalam menonton pergelaran musik. Dengan memanfaatkan teknologi metaverse yang secara teknis menggunakan perangkat virtual reality (VR).
Ya, pengertian VR sendiri merujuk pada suatu teknologi yang memungkinkan penggunanya bisa berinteraksi dengan lingkungan dalam dunia maya sehingga dapat menciptakan realitas maya yang terlihat begitu nyata.
Konsep ini tidak hanya terpaku pada konser saja, tetapi juga berlaku pada industri lainnya. Jika Anda tertarik dengan dunia virtual, Point Box hadir untuk memenuhi kebutuhan perusahaan Anda.
Kami dapat membantu untuk merancang, mengukur, memvisualisasikan serta mengelola aset perusahaan Anda ke dalam format tiga dimensional (3D) secara akurat, dan interaktif.
Tunggu apalagi? Segera dapatkan harga jasa virtual tour terbaik dan tingkatkan impresi usaha yang Anda miliki sekarang juga!